Khutbah Jumat: Penyebab Datangnya Petaka dan Bencana
Khutbah Jumat: Penyebab Datangnya Petaka dan Bencana ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 13 Jumadil Awal 1443 H / 17 Desember 2021 M.
Khutbah Pertama Penyebab Datangnya Petaka dan Bencana
Kita melihat banyak bencana yang menimpa, terutama di negeri kita. Banjir bandang, gunung yang meletus, demikian pula bencana-bencana yang lainnya. Semua bencana dan musibah itu telah Allah kabarkan dalam Al-Qur’an bahwasanya itu semua akibat perbuatan dosa manusia. Bukan sebatas fenomena alam semata seperti yang diklaim oleh orang-orang yang tidak beriman. Allah berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ…
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan dosa manusia…” (QS. Ar-Rum[30]: 41)
Allah berfirman:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ…
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa kecuali semua itu akibat daripada perbuatan dosa-dosa kalian…” (QS. Asy-Syura[42]: 30)
Gunung tidak mungkin meletus kecuali dengan perintah Rabbnya, air bah pun tidak akan pernah menerpa kecuali dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Semua makhluk tunduk dan patuh hanya kepada penciptanya saja. Maka Allah memberikan bencana demi bencana tiada lain adalah untuk kebaikan kita, yaitu dalam rangka mengingatkan agar kita kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar kita mau mengakui dosa-dosa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar kita kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak memaksiatinya.
Namun ternyata ketika manusia tidak mau mengambil pelajaran, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memberikan bencana demi bencana kepada diri kita tak henti-hentinya.
Kesyirikan penyebab terbesar datangnya bencana
Sebab terbesar yag menyebabkan datangnya bencana adalah kesyirikan. Sesungguhnya Allah tidak pernah ridha disekutukan dengan apapun juga. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ…
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik…” (QS. An-Nisa[4]: 48)
Lihat bagaimana Allah lakukan terhadap kaumnya Nabi Nuh ketika mereka mempersekutukan Allah dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh untuk mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla. Allah berfirman:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ …
“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Nuh berkata: ‘Wahai kaumku beribadahlah kepada Allah saja, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia…” (QS. Al-A’raf[7]: 59)
Tapi mereka tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh. Allah memberikan kesempatan 950 tahun kepada mereka agar kembali kepada Allah dan mengikuti ajakan Nabi Nuh ‘Alaihis Salam. Tapi hati mereka keras, mereka lebih senang mempersekutukan Allah, tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh, maka Allah tenggelamkan mereka semua dalam air bah yang luar biasa dahsyatnya.
Lihatlah apa yang Allah lakukan terhadap kaumnya Nabi Hud, yaitu kaum ‘Aad. Mereka suatu kaum yang badannya sangat besar, tidak pernah Allah menciptakan seperti mereka setelahnya, saking hebatnya dan kuatnya badan-badan mereka.
Allah kirimkan kepada mereka Nabi Hud. Allah berfirman:
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ
“Dan kepada kaum ‘Aad Kami utus Hud. Hud berkata: ‘Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah saja, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia saja…” (QS. Hud[11]: 50)
Tapi ternyata kaum ‘Aad pun menolak ajakan Nabi Hud, maka Allah kirimkan angin yang sangat dingin dan kencang selama seminggu yang membuat mereka pun hancur dan binasa. Mereka pun kemudian mati bagaikan batang-batang pohon.
Lihatlah apa maaf yang Allah lakukan kepada kaum Tsamud. Bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus kepada mereka Nabi mereka Shalih. Allah berfirman:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ…
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) Nabi mereka Shalih. Berkata Nabi Shalih: ‘Wahai kaumku, beribadahlah kepada Allah saja, jangan kalian sekutukan Allah sedikitpun juga, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia saja…” (QS. Hud[11]: 61)
Namun kaum Tsamud pun mereka tidak mau mengikuti ajakan Nabi Saleh. Maka Allah pun kirimkan suara yang memekakan telinga mereka yang membuat mereka pun tumbang dan mati semuanya. Semua akibat kesyirikan, semua akibat mereka mempersekutukan Allah ‘Azza wa Jalla.
Makanya saudaraku, syirik merupakan sumber terbesar munculnya malapetaka di muka bumi ini. Maka kewajiban kita adalah mari kita ikuti ajakan para Nabi untuk mentauhidkan Allah, menjauhkan kesyirikan, menjauhkan berbagai macam warna-warni kesyirikan.
Yang kita lihat di masyarakat, Subhanallah banyak sekali warna-warni kesyirikan. Ada yang menyembah kuburan, ada yang menyembah selain Allah, mereka membuat sesajen-sesajen di pohon-pohon dan yang lainnya, bersedekah untuk bumi padahal bumi tidak butuh untuk disedekahi. Allah yang menciptakan bumi dan memberkahinya.
Juga kesyirikan yang lainnya, belum lagi perdukunan, belum lagi yang ada di laut sana, belum lagi yang ada di gunung sana, mereka mempersembahkan kepala kerbau untuk gunung-gunung dan yang lainnya. Semua itu kesyirikan, saudaraku sekalian. Allah tidak ridha Dirinya disekutukan, maka jangan salahkan kalau Allah murka dan mengirimkan bencana dan petaka.
Ini kita hamba-hamba Allah yang lemah, kita tidak punya daya dan upaya kecuali dengan izinNya. Sementara Allah yang Maha Kuat tidak pernah akan mampu bisa dikalahkan sekuat apapun kita. Cukup Allah kirimkan angin yang sangat dahsyat, semua kita hancur dan mati. Ini adalah sebab pertama yang menyebabkan datangnya petaka dan bencana.
Kemaksiatan penyebab bencana
Adapun sebab yang kedua yaitu kemaksiatan yang merajalela. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan dalam hadits bahwa tidaklah tersebar zina di sebuah masyarakat kecuali Allah kirimkan kepada mereka penyakit yang belum pernah ada sebelumnya. Dan tidaklah suatu kaum menahan diri dari membayar zakat kecuali Allah tahan hujan dari mereka. Kalau bukan karena doa binatang-binatang ternak, Allah tidak akan kirimkan hujan kepada mereka.
Ini semua menunjukkan bahwa maksiat menyebabkan datangnya bencana kepada kita. Subhanallah, namun aneh sebagian orang, ketika kita berusaha mengajak manusia kepada tauhid, mengajak manusia kepada ketaatan, mereka berkata “Tidak perlu kalian mengingkari karena sesungguhnya kami yang akan menanggung dosa-dosa kami.” Padahal Rasulullahs Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa kalaulah suatu kaum mampu mengingkari sebuah kemungkaran tapi mereka diam seribu bahasa, Allah akan ratakan adzab kepada mereka semuanya. Walaupun di sana ada orang-orang shalih, bertakwa dan ulama. Tapi ketika mereka tidak mengingkari kemungkaran dan mereka mampu, maka saat itu Allah ratakan adzab kepada mereka semuanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً…
“Takutlah kalian kepada adzab yang tidak menimpa orang-orang zalim saja, tapi orang shalih pun kena semuanya…” (QS. Al-Anfal[8]: 25)
Ini akibat daripada mereka tidak mau peduli dengan kemungkaran yang ada di sekitarnya, dia diam sering bahasa, tidak berusaha mengingkarinya walaupun dengan hatinya.
Maka sadarilah bahwa musibah/bencana/malapetaka bukanlah sebatas fenomena alam, akan tetapi ia adalah perintah dari pemiliknya, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla akibat dosa-dosa manusia.
Khutbah kedua: Penyebab Datangnya Petaka dan Bencana
Agar tidak diberikan bencana terus-menerus kepada kita, maka kewajiban kita segeralah kembali kepada Allah. Tauhidkan Allah jauhkan kesyirikan, selalu taati Allah jauhi kemaksiatan.
Demi Allah, kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, Allah pasti bukakan kepada mereka pintu-pintu keberkahan. Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, tentu Kami akan bukakan pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami timpakan azab disebabkan perbuatan mereka.” (QS. Al-A’raf[7]: 96)
Segera kita minta ampun kepada Allah, segera kita istighfar, karena ketika suatu penduduk desa banyak beristighfar kepada Allah, maka Allah tahan adzab dari mereka. Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Allah tidak akan pernah mengadzab mereka selama mereka mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala…” (QS. Al-Anfal[8]: 33)
Download mp3 Khutbah Penyebab Datangnya Petaka dan Bencana
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Penyebab Datangnya Petaka dan Bencana” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51200-khutbah-jumat-penyebab-datangnya-petaka-dan-bencana/